Pantangan Bahasa Tubuh Public Speaking


Pantangan bahasa tubuh public speaking -  Dalam literatur Komunikasi Public Speaking, ada sejumlah pantangan dalam bahasa tubuh, seperti jangan menggunakan tekanan suara atau ekpresi wajah yang bertentangan dengan kata-kata yang Anda ucapkan dan yang memberi kesan berbeda dengan cara Anda pikirkan.

Anda harus mengontrolnya dengan cermat pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Juga, ingatlah selalu bahwa bahasa tubuh yang diperlihatkan audience Anda akan memberi tahu Anda apakah sikap Anda dalam berkomunikasi efektif atau tidak.

Berikut ini adalah sejumlah contoh bahasa tubuh yang sebaiknya Anda terapkan dan yang sebaiknya Anda hindari dalam public speaking, khususnya pidato dan presentasi.

1. Bersedekap. 

Memberi kesan santai sekaligus angkuh.

2. Kedua tangan di samping, lurus ke bawah. 

Memberi kesan sigap dan, oleh karena itu, tampak enak dilihat meskipun menimbulkan juga kesan bagai “orang yang siap menerima perintah”. Sikap seperti ini sama sekali tidak dianjurkan.

3.  Alis terangkat. 

Bagi orang yang memperhatikannya, sikap ini akan langsung menunjukkan bahwa Anda seorang yang ramah, merasa gembira akan kehadiran orang yang Anda ajak bicara, dan mengharapkan, serta menghargai respon darinya.

Cobalah Anda salami seorang rekan Anda tanpa sekejap pun mengangkat alis Anda – hampir tidak mungkin, bukan? Dalam berbagai kesempatan, seperti pertemuan kecil, sikap ini sangat baik untuk menunjukkan bahwa Anda sedang mengharapkan persetujuan, pertanyaan, atau sumbangan saran dari siapa saja teman Anda berkomunikasi.

Satu poin, satu kaya “ya” yang diucapkan secara bersahabat, dan alis yang terangkat akan membuat pertanyaan-pertanyaan serta saran terus mengalir.

4.  Jari telunjuk menyentuh ibu jari, seperti jika Anda memegang jarum. 

Sikap jari tangan seperti ini mengkomunikasikan seseuatu yang penting. Cara yang baik untuk menenkankan poin-poin yang lebih penting dalam presentasi Anda.

Tetapi tunjukkanlah sikap ini hanya bila benar-benar diperlukan saja. Bila Anda sering menggunakkannya, kekuatan maknanya akan jadi berkurang, justru pada saat Anda ingin menyampaikan poin-poin yang lebih Anda tekankan.

5.  Gerakan tangan seolah-olah memukul-mukul dengan bagian sisi telapak tangan. 

Menegaskan sesuatu yang mau tidak mau harus dilakukan. Coba lakukan gerakan ini sesuai dengan ritme ketika mengucapkan kata-kata ini : “Kita harus mencapai target kita sebelumbulan Juni”

6.  Menganggukkan atau menggelengkan kepala. 

Merupakan bahasa tubuh yang terlihat jelas, demikian juga maksud yang disampaikannya. Oleh sebab itu, sikap ini pun sebaiknya dilakukan bila memang benar-benar diperlukan. Jika Anda sependapat dengan pendapat seorang audience, Anda cukup melakukan dua kali anggukan.

Sekali untuk mendorong anggota itu menyelesaikan sarannya dan sekali lagi pada saat ia selesai menyampaikan pendapatnya, dan Anda bisa menambahkan dengan ‘ya’ atau ‘saya sependapat dengan Anda’. Terlalu sering mengangguk akan sangat menjengkelkan, apalagi dibumbui dengan ‘he-eh, he-eh…’

7.  Mengusap-usap wajah, menggaruk-garuk kepala, mengusap-usap dagu

Hal tersebut harus dihindari karena menunjukkan perasaan terancam, kurang percaya diri, atau kehabisan kata-kata.

8.  Bola mata bergerak ke atas. 

Menunjukkan bahwa Anda sedang berkonsentrasi untuk memberikan sebuah jawaban. Anda sedang mempertimbangkan apa yang baru saja dilontarkan audience, memikirkannya, menilainya, lalu mengaitkannya dengan pokok bahasan Anda.

Disertai dengan anggukan-anggukan kecil serta mimik bibir terkatup, sikap Anda itu menunjukkan bahwa Anda sedang berkonsentrasi dan menganggap serius komentar yang dilontarkan kepada Anda.

Tetapi semua itu, sebenarnya berlangsung hanya selama dua detik, sebab jika lebih lama daripada waktu itu Anda akan kehilangan perhatian dan kontak mata dengan audience

9. Mengepalkan kedua tangan di atas meja. 

Menunjukkan sikap Anda yang tidak bisa ditawar lagi mengenai pokok pembicaraan – topik-tpok yang sangat Anda yakini dan Anda siap mempertahankannya sekuat tenaga. Sekap ini pun disarankan untuk dilakukan hanya bila Anda memang betul-betul harus melakukannya. Jika tidak, pengaruhnya akan melemah.

Posisi Sikap Tubuh yang Dianjurkan dalam Public Speaking

  • Biarkan posisi anda bebas dari pandangan yang menghalangi public/ audiens
  • Berdiri/ duduklah dengan tenang
  • Dagu lurus
  • Dada agak membusung

Jangan terlalu kaku seperti tentara yang sedang berbaris, tapi juga jangan terlalu santai, karena terkesan seenaknya.

LihatTutupKomentar